thumb Minggu, 13/02/2022 10:51

Kota Padang bakal kebanjiran sampah?

Haluan Padang - Kota Padang yang memproduksi sampah sekitar 640 ton per hari diprediksi Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (Walhi) Sumbar akan kewalahan di tahun 2023 mendatang. Diprediksi, Tempat Pembuangan Akhir (TPA) di Air Dingin akan overload di penghujung tahun 2022 ini. Hal ini disampaikan oleh Direktur Walhi Sumbar, Uslaini pada Sabtu (8/1/2022).

"Jumlah sampah yang dibuang oleh masyarakat Kota Padang setiap harinya sudah sangat banyak. Per hari bisa mencapai 640 ton lebih. Kemudian sekitar 420 ton dibawa ke TPA Air Dingin. Kapasitas TPA Air Dingin, hanya bisa menampung sampah untuk satu tahun ini. Tahun depan, TPA Air Dingin sudah overload (penuh-red)," kata Uslaini.

Prediksi ini diperoleh setelah Walhi bersama Dinas Lingkungan Hidup Kota Padang, Lembaga Studi Lingkungan CCET-IGES dan Jurusan Teknik Lingkungan FT Unand melakukan penelitian terhadap pengelolaan sampah di Kota Padang. “Kita ambil sampel di 5 kelurahan, yakni Kelurahan Parupuk Tabing, Bandar Buat, Bungo Pasang, Pasa Gadang, dan Batu Gadang,” imbuhnya.

Uslaini menerangkan, penelitian yang melibatkan jurusan Teknik Lingkungan Unand tersebut mengambil 25 sampel rumah per Kelurahan untuk diteliti selama 8 hari, terkait dengan timbulan sampah di rumah tangga.

 “Lalu Walhi lanjut dengan melakukan kajian terhadap pelaku usaha yang terhubung dengan sampah. Mewawancarai pemulung yang ada di 5 Kelurahan, toko-toko yang jual beli sampah yang bisa didaur ulang, dan pengepul sampah bekas untuk dikirim ke Jakarta atau Medan,” sambung Uslaini.

Pihaknya juga meneliti Bank Sampah yang ada di 5 Kelurahan tersebut serta Unit Pengolahan Pupuk Organik (UPPO) di Dinas Pertanian Kota Padang yang bertugas mengolah kotoran sapi untuk dijadikan pupuk organik. Kemudian, Walhi juga meneliti Tempat Pembuangan Sementara (TPS) reduce, reuse, recycle (3R) yang ada di 3 lokasi di Kota Padang.

 “Dari semua itu, kita melakukan penelitian terkait timbulan sampahnya, lalu budaya dan kebiasaan masyarakat kita dalam pengelolaan sampah, mulai dari sumbernya sampai ke TPS dan TPA,” ujarnya. Berdasarkan penelitian itu, disimpulkan bahwa sampah organik dan sampah yang bisa didaur ulang belum dikelola dengan baik, sehingga kebanyakan berakhir di TPA.

Karena semua sampah ini berakhir di TPA tanpa pengolahan dari sumbernya, maka umur TPA Air Dingin di Kota Padang yang mulanya diperkirakan usianya bisa sampai 15-25 tahun bisa berkurang. “Perkiraannya sekarang, jika pengelolaan sampah di Padang masih berlangsung seperti pada hari ini, kemungkinan dalam jangka waktu 1 tahun TPA itu penuh,” tuturnya. Oleh karena itu, menurutnya harus ada upaya untuk mengedukasi dan mengubah cara masyarakat Kota Padang untuk mengelola sampahnya, supaya tidak semuanya berakhir di TPA.

Edukasi tersebut diperlukan agar masyarakat sadar dan menerapkan, sampah organik dapat diolah menjadi pupuk kompos dan sampah yang bisa didaur ulang dapat dimanfaatkan kembali serta diberi nilai ekonomi.

“Sampah organik bisa dikelola di tingkat rumah tangga untuk kemudian menjadi kompos atau pakan untuk ternak dan budidaya magot. Sementara sampah yang memiliki nilai ekonomi masih bisa dikumpulkan, didaur ulang, di-reuse, atau dijual ke toko yang jual beli barang bekas,” ucapnya.

"Jika perilaku masyarakat tidak juga bisa diubah, Kota Padang ditahun mendatang akan diprediksi kebanjiran sampah," tambahnya. (*)

Sumber:
https://padang.harianhaluan.com/reportase/pr-1062335808/walhi-prediksi-satu-tahun-lagi-kota-padang-bakal-kebanjiran-sampah?page=2